Rabu, 30 Maret 2011

makalah psikologi





makalah yala yunita


KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, sang Pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat rahmat, taufik, hidayh serta inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Analisis Kepribadian Soe Hok Gie Berdasarkan teori Albert Bandura dan B.F. Skinner” yang sederhana ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum, serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab kami pada tugas yang diberikan.
Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih pada Bpk. Amin Hidayat, S.Psi.M.Si, selaku dosen mata kuliah Psikologi Umum serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan, kami menyadari bahwasanya kami hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan,sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa kami nanti dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya kami hanya bias berharap,bahwa dibalik katidaksempurnaan panulisan dan penyusunan makalah ini berjarap akan bisa ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi kami dan pembaca. Amien ya Rabbal ‘alamin.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb. 

Indramayu, November 2010

Penulis







i
 


DAFTAR ISI
                                                                                                                               
Halaman

Kata Pengantar………………………………………………………………….                                                      i
Daftar Isi………………………………………………………………………..                                                        ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah………………………………………………                                                     1
Ruang Lingkup Masalah……………………………………………...                                                     2
Perumusan Masalah…………………………………………………...                                                     2
Tujuan dan Metode Penelitian………………………………………...                                                   2
BAB II PEMBAHASAN
Landasan Teori………………………………………………………..                                                      3
BAB III BIOGRAFI
Biografi Soe Hok Gie…………………………………………………                                                       7
BAB IV ANALISIS KEPRIBADIAN
Analisis Kepribadian Menurut Albert Bandura……………………….                                                10
Analisis Kapribadian Menurut B.F. Skinner…………………………..                                                 11
BAB V PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………….                                                      12
Rekomendasi Ilmiah…………………………………………………...                                                     12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….                                                   13     









ii
 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang
Soe Hok Gie adalah seorang aktivis yang memiliki jiwa nasionalis sangat tinggi. Banyak yang meyakini bahwa gerakan Gie membawa pengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rezim Orde Baru. Gie adalah sosok intelektual “idealis” yang menyerukan kepada generasinya untuk berkata “tidak” terhadap kondisi yang inconsistent terhadap cita-cita revolusi ’45. Menggelorakan api perjuangan membela kaum proletar yang tersisih secara ekonomi dan politik. Manusia baru adalah generasi yang berani mengatakan “tidak” generasi yang sangat bangga dan sangat sadar akan “sense of mission dan sense of commitment.” (Artikel; Manusia Baru, Agustus 1969).
Kecaman yang dilontarkan oleh Soe Hok Gie dilandaskan atas pemikiran yang jujur, tentu atas dasar itikad yang baik. Ia tidak selalu benar, tapi Ia selalu jujur dalam bertutur, Ia pun tidak melontarkan kritikan-kritikan dan kecaman-kecamannya tanpa merasa prihatin atas kondisi yang terjadi pada saat itu.
Dalam perenungannya Gie, menetapkan dengan konsisten sebuah Quote Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.
Sikap terhadap rezim yang berkuasa Soe Hok Gie sebenarnya menolak kekuasaan, hal ini bisa dilacak dalam beberapa tempat dimana dia sendiri mengatakan bahwa perjuangan moral yang terakhir adalah untuk menghabiskan kekuasaan, dengan kata lain kekuasaan adalah antipode dari moralitas. Dengan demikian secara prinsipil dia memilih untuk berada di luar lingkaran kekuasaan. Soe Hok Gie menyikapi cara menghadapi rezim yang berkuasa sangat tegas sesuai dengan perjalanan intelektualnya dan pengalaman pribadi dan politiknya, terbukti ketika untuk pertama kalinya dia bertemu langsung dengan Soekarno (inpersona), “kesanku hanya satu, aku tidak bisa percaya dia sebagai pemimpin Negara karena dia begitu immoral”,. Dengan prinsip causa efficiens untuk meruntuhkan kekuasaan gie tidak pernah ragu-ragu untuk mengambil jalur kekuasaan untuk mewujudkan keinginan Anti Kekuasan!. Dia merumuskan untuk memecahkan dilemanya tentang kekuasaan itu dengan benar-benar melibatkan dirinya ke dalam suatu pergerakan bawah tanah yang sampai sekarang tidak banyak di ketahui orang.
Menurut kelompok kami, keberaniannya untuk menentang kekuasaan pemerintahan di usianya yang masih muda, terutama mengapa banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno, membuat kami ingin mengetahui proses mental yang melatarbelakangi tingkah lakunya.

1
 

1.2           Ruang Lingkup Masalah
Penulis membatasi makalah ini pada :
a.          Sejarah kehidupan Soe Hok Gie
b.          Teori kepribadian berdasarkan pendekatan behaviorisme
c.          Pembahasan kepribadian Soe Hok Gie berdasarkan teori-teori behaviorisme Albert Bandura dan B. F. Skinner



1.3                Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul beberapa pertanyaan :
1.        Bagaimana kepribadian Soe Hok Gie menurut teori Behaviorisme Alobert Bandura?
                2.   Bagaimana kepribadian Soe Hok Gie menurut teori Behaviorisme B.F. Skinner?
3. Apa yang dimaksud kepribadian ditinjau dari pendekatan Behaviorisme Menurut B.F. Skinner dan Albert Bandura?

1.4                Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini:
·         Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum
·         Untuk membantu penulis mengerti lebih lanjut tentang ilmu psikologi, khususnya mengenai pembentukan kepribadian seseorang ditinjau dari pendekatan Behaviorisme menurut B.F Skinner dan Albert Bandura. Pada penyusunan makalah ini, penulis menggunakan Soe Hok Gie sebagai obyek contoh.

1.5                Metode Penelitian
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode studi literatur buku, internet, dan media lainnya yang kemudian dibahas secara deskriptif.




2
 







BAB II
LANDASAN TEORI

Behaviorisme
Perspektif behaviorisme menekankan pentingnya pengaruh lingkungan dan situasi terhadap perilaku. Lingkungan membentuk pribadi manusia melalui proses belajar, dan perilaku manusia itu sendiri nantinya akan mempengaruhi lingkungan (Smith, et al, 2003).
PRINSIP DASAR BEHAVIORISME
  • Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
  • Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
  • Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
  • Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
  • Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
·         Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.

Tokoh-tokoh behaviorist yang terkenal di antaranya Ivan Pavlov, John B. Watson, B.F. Skinner, dan Albert Bandura. Pada makalah ini, yang akan dibahas terutama adalah prinsip-prinsip belajar menurut B.F. Skinner dan teori Social Learning oleh Bandura.


ALBERT BANDURA (1925-...)
Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mondare,  Alberta, Canada. Albert  menempuh pendidikan kesarjanaannya di bidang psikologi klinis di Universitas Iowa dan mencapai gelar Ph.D setahun kemudian pada tahun 1952. Setelah menempuh pelatihan post-doktoral di bidang klinis selama satu tahun, pada tahun 1953 Bandura bekerja di Universitas Stanford, di mana kini ia menjadi Profesor David Starr dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial. Ia pernah bekerja sebagai Ketua Jurusan Psikologi Stanford dan pada tahun 1974 terpilih menjadi Ketua American Psychological Association. Ia seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.


3S
·         Teori Sosial Kognitif Albert Bandura
Terdapat beberapa asumsi dalam teori Bandura. Pertama, manusia memiliki kapasitas untuk mengontrol lingkungan dan hidup mereka. Kedua, personaliti merupakan hasil interaksi dari perilaku, faktor personal (kognisi), dan lingkungan. Ketiga, Bandura percaya bahwa banyak pengaruh penting pada hidup manusia bergantung pada kejadian-kejadian yang tidak terduga sebelumnya. Keempat, manusia memiliki kapasitas untuk menggunakan bahasa dan simbol-simbol lain untuk mengontrol hidup mereka. Kelima, dan yang paling penting, manusia memiliki plastisitas atau kemampuan untuk mempelajari berbagai jenis perilaku.
Bandura menekankan bahwa individu juga dapat belajar melalui observasi, bukan hanya melalui pengalaman langsung. Pada proses observasi ini individu dapat melihat konsekuensi dari perilaku tertentu pada orang lain, lalu proses kognisinya akan menentukan apakah dia akan mengikuti perilaku tersebut atau tidak. Proses yang sangat penting dalam observational learning ini adalah modelling.
Bandura percaya bahwa manusia adalah makhluk yang proaktif, self-reflective, dan self-organized. Manusia adalah makhluk yang tidak hanya bereaksi begitu saja terhadap pengaruh lingkungan, ia juga memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi, memanipulasi, dan mempengaruhi lingkungannya untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan.
Bandura (1999b) memandang bahwa self system adalah struktur kognitif yang membuat perilaku seseorang menjadi konsisten. Self system ini meliputi self efficacy, self evaluation dan self regulation, yang memungkinkan individu mengobservasi perilakunya dan mengevaluasinya untuk menjadi dasar antisipasi bagi kejadian yang akan datang.

ü       Self efficacy
Bandura mendefinisikan self-efficacy sebagai “kepercayaan seseorang pada kemampuan mereka untuk melakukan usaha yang dapat mengontrol diri dan lingkungan mereka.” Orang yang memiliki self-efficacy tinggi akan berpikir bahwa mereka dapat melakukan sesuatu yang dapat mengubah lingkungan mereka, sementara orang yang memiliki self-efficacy rendah akan memiliki kepercayaan sebaliknya. Hal-hal yang mempengaruhi self-efficacy di antaranya  (1) pengalaman dan penguasaan, (2)social modelling, (3) persuasi sosial, dan (4) kondisi fisik dan emosional. 

ü       Self Regulation
Setelah memiliki self-efficacy, Bandura juga percaya bahwa manusia sebenarnya memiliki kemampuan untuk mengobservasi dan mengontrol sumber daya yang ada untuk kepentingan dirinya. Hal ini dinamakan self regulation.



4
 

BURRHUS FREDERIC SKINNER (1904-1990)
Burrhus Frederic Skinner dilahirkan di sebuah kota kecil bernama Susquehanna, Pennsylvania, pada tahun 1904 dan wafat pada tahun 1990 setelah terserang penyakit leukemia. Skinner dibesarkan dalam keluarga sederhana, penuh disiplin dan pekerja keras. Ayahnya adalah seorang jaksa dan ibunya seorang ibu rumah tangga.
Skinner mendapat gelar Bachelor di Inggris dan berharap bahwa dirinya dapat menjadi penulis. Semasa bersekolah memang ia sudah menulis untuk sekolahnya, tetapi ia menempatkan dirinya sebagai outsider (orang luar), menjadi atheist, dan sering mengkritik sekolahnya dan agama yang menjadi panutan sekolah tersebut. Setelah lulus dari sekolah tersebut, ia pindah ke Greenwich Village di New York City dan masih berharap untuk dapat menjadi penulis dan bekerja di sebuah surat kabar.
Pada tahun 1931, Skinner menyelesaikan sekolahnya dan memperoleh gelar sarjana psikologi dari Harvard University. Setahun kemudian ia juga memperoleh gelar doktor (Ph.D) untuk bidang yang sama. Pada tahun 1945, ia menjadi ketua fakultas psikologi di Indiana University dan tiga tahun kemudian ia pindah ke Harvard dan mengajar di sana sepanjang karirnya. Meskipun Skinner tidak pernah benar-benar menjadi penulis di surat kabar seperti yang diimpikannya. Ia merupakan salah satu psikolog yang paling banyak menerbitkan buku maupun artikel tentang teori perilaku/tingkahlaku, reinforcement dan teori-teori belajar.


Analisis Perilaku menurut Skinner
Prinsip dasar pendekatan pada perilaku menurut Skinner adalah bahwa perilaku manusia terjadi menurut hukum-hukum tertentu. Perilaku manusia terjadi sebagai akibat dari pengaruh lingkungan terhadapnya dan Skinner tidak merasa bahwa proses-proses internal yang terjadi pada manusia penting dalam pembentukan kepribadian manusia. Karena perilaku manusia terjadi menurut hukum-hukum tertentu, maka Skinner percaya bahwa perilaku sebenarnya dapat dikontrol. Cara untuk mengontrol perilaku ini adalah dengan melakukan analisis fungsional, yang berarti analisis perilaku berdasarkan hubungan sebab-akibat
Skinner mengenal 2 jenis conditioning yaitu classical conditioning (atau respondent conditioning) dan operant conditioning. Pada classical conditioning, stimulus yang netral (CS) dipasangkan dengan stimulus yang secara normal memicu respons (UCS) hingga akhirnya stimulus yang tadinya netral itu juga memicu respons (CR). Penelitian yang terkemuka mengenai classical conditioning ini adalah penelitian Pavlov dan John B. Watson. Walaupun beberapa perilaku manusia dapat dijelaskan dengan proses belajar berupa classical conditioning, Skinner percaya bahwa kebanyakan perilaku manusia dibentuk oleh proses operant conditioning. Prinsip dasar operant conditioning ini dipengaruhi oleh law of effect oleh Thorndike, di mana sebuah perilaku akan menguat apabila setelahnya diberikan reinforcement. Proses ini disebut operant karena organisme beroperasi pada lingkungannya untuk menghasilkan sebuah efek tertentu. Operant conditioning berfungsi untuk mengubah kemungkinan sebuah perilaku akan terjadi. Reinforcement bukanlah aspek yang menyebabkan terjadinya suatu perilaku, namun reinforcement meningkatkan kemungkinan sebuah perilaku akan dilakukan kembali (Feist & Feist, 2002).
Walaupun perilaku manusia terkadang sangat kompleks, Skinner mempercayai bahwa sebenarnya perilaku manusia yang paling kompleks dan abstrak sekalipun dapat dijelaskan dengan tiga sebab, yaitu seleksi alam, evolusi kultural, dan sejarah reinforcement yang pernah dimiliki orang tersebut.

ü       Shaping

Shaping adalah sebuah prosedur di mana lingkungan atau eksperimenter memberikan reward untuk perilaku yang sedikit mendekati perilaku yang diinginkan hingga akhirnya perilaku yang diinginkan tersebut dapat dicapai. Melalui proses reinforcing secara bertahap, maka lingkungan telah ‘membentuk’ serangkaian perilaku yang lebih kompleks. Misalnya untuk mengajari seorang anak mengenakan pakaian sendiri, orang tua dapat memberikan reward berupa permen ketika si anak




5
 

berhasil memasukkan tangannya ke lengan baju. Setelah itu orang tua dapat menahan reward sampai
anaknya dapat memasukkan tangan ke lengan baju yang satunya lagi, mengancingkan bajunya sendiri, dll. sehingga pada akhirnya si anak berhasil mempelajari cara mengenakan pakaian sendiri.
Begitu sebuah perilaku telah terbentuk, individu akan menyimpannya dalam memori untuk digunakan di kemudian hari. Jika suatu saat individu mengalami suatu situasi yang mirip, dia akan melakukan kembali perilaku yang dulu telah dipelajarinya itu untuk menyelesaikan masalah. Hal ini disebut generalisasi stimulus. Selanjutnya individu akan melakukan proses diskriminasi, di mana dia mengidentifikasi hal-hal yang berbeda pada suatu keadaan yang tadinya telah digeneralisasikan, sehingga untuk menghadapinya dia dapat menggunakan perilaku yang sesuai.
ü       Reinforcement
Reinforcement memiliki dua efek, yaitu memperkuat perilaku dan memberi reward pada individu. Jenis-jenis reinforcement adalah sebagai berikut:
Positive reinforcement merupakan tipe reinforcement di mana stimulus yang menyenangkan diberikan karena suatu perilaku tertentu. Efeknya meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut terjadi. Contohnya, jika seseorang memberi pacarnya bunga mawar, maka pacarnya akan mentraktir makan. Frekuensi orang ini memberi bunga mawar pada pacarnya akan bertambah.
Negative reinforcement merupakan tipe reinforcement di mana stimulus yang tidak menyenangkan akan dihentikan karena suatu perilaku tertentu. Efeknya meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut terjadi. Contohnya, jika meninggalkan kelas bisa membebaskan seseorang dari suasana yang berisik yang tidak disukainya, maka frekuensi dia meninggalkan ruangan kelas akan meningkat
ü       Punishment

Punishment merupakan pemberian stimulus yang tidak menyenangkan karena suatu perilaku tertentu. Efeknya menurunkan kemungkinan perilaku tersebut terjadi. Contohnya jika seorang anak pulang larut malam, maka dia akan dihukum orang tuanya. Hal ini menyebabkan frekuensi anak tersebut pulang larut malam akan berkurang. Omission training adalah bentuk lain punishment. Yang dilakukan dalam omission training adalah penghilangan stimulus yang menyenangkan karena suatu perilaku tertentu. Efeknya menurunkan kemungkinan perilaku tersebut terjadi

ü       Conditioned and Generalized Reinforcers

Reinforcement tidak harus berupa hal-hal yang mencukupi kebutuhan primer, misalnya makanan. Reinforcement dapat juga berupa secondary reinforcers/conditioned reinforcers yaitu reinforcement yang tidak berkaitan langsung dengan pencukupan kebutuhan primer manusia, namun berkaitan dengan primary reinforcers. Contoh conditioned reinforcers yang paling umum adalah uang.
Generalized reinforcers adalah conditioned reinforcers yang berkaitan dengan lebih dari satu primary reinforcement. Menurut Skinner, terdapat 5 jenis generalized reinforcers  yang mendasari perilaku manusia, yaitu  perhatian, persetujuan, kasih sayang, rasa berkuasa atas sesuatu, dan uang.


6
 


BAB III
BIOGRAFI

Lahir                                       : Jakarta, 17 Desember 1942
Nama Ayah                           : Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan
Nama Ibu                               : Nio Hoe An
Anak ke-…                            : 4 dari 5 bersaudara
Riwayat Pendidikan             :
·         SD Sin Hwa School (sekolah khusus keturunan China)
·         SMP Strada asuhan para Broeder Katolik
·         SMA Kanisus jurusan Jakarta sastra
·         Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1962–1969.
·                                 Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.
Prestasi                                  : Buku hariannya diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983)
                                  Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru, sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul Zaman Peralihan (Bentang, 1995)
                                  Skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang, tahun 1999 diterbitkan Yayasan Bentang dengan judul Di Bawah Lentera Merah
                                  Skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di Madiun, juga sudah dibukukan dengan judul Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (Bentang, 1997)
Organisasi                             : Pendiri Mapala Universitas Indonesia
Pendiri Radio Ampera
                                                LPKB (Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa)
                                                Gemsos (Gerakan Mahasiswa Sosialis)
                                                Pendiri Grup Diskusi Universitas Indonesia
Meninggal                             :Gunung Semeru, 16 Desember 1969 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.
724 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975 Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi, namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung.
 Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.


Nama Soe Hok Gie adalah dialek Hokkian dari namanya Su Fu-yi dalam bahasa Mandarin . Leluhur Soe Hok Gie sendiri adalah berasal dari provinsi Hainan, Republik Rakyat Cina. Ia adalah seorang anak muda yang berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian. Buku hariannya kemudian diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983).
Pada waktu kelas dua di sekolah menangah ini, prestasi Soe Hok Gie buruk. Bahkan ia diharuskan untuk mengulang. Tapi ia tidak mau mengulang, ia merasa diperlakukan tidak adil. Akhirnya, ia lebih memilih pindah sekolah dari pada harus duduk lebih lama di bangku sekolah. Sebuah sekolah Kristen Protestan mengizinkan ia masuk ke kelas tiga, tanpa mengulang. Selama di SMA inilah minat Soe Hok Gie pada sastra makin mendalam, dan sekaligus dia mulai tertarik pada ilmu sejarah. Selain itu, kesadaran berpolitiknya mulai bangkit. Dari sinilah, awal pencatatan perjalanannya yang menarik itu; tulisan yang tajam dan penuh kritik.
Ada hal baik yang diukurnya selama menempuh pendidikan di SMA, Soe Hok Gie dan sang kakak berhasil lulus dengan nilai tinggi. Kemuidan kakak beradik ini melanjutkan ke Universitas Indonesia. Soe Hok Gie memilih ke fakultas sastra jurusan sejarah , sedangkan Hok Djin masuk ke fakultas psikologi. Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru. Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.
Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.
88 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.” Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.

·         Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:
“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”
“Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.”
“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan…”
·                     Puisi-puisi Soe Hok Gie
Sebuah Tanya
“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”
 (haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
9bersama hidup yang begitu biru”


BAB IV
ANALISIS KEPRIBADIAN

BERDASARKAN TEORI ALBERT BANDURA
BEHAVIOR
                Berdasarkan teori Bandura, kami menganalisis kepribadian Soe Hok Gie dengan menggunakan Observational Learning (modeling) , Resiprocal Determinism dan Self Sytem.
Resiprocal Determinism
                Determinisme reciprocal adalah istilah kunci yang dikembangkan oleh Albert Bandura, yang terkenal bekerja di bidang teori kognitif psikologi sosial. Istilah ini mengacu pada teori Bandura tentang  model yang menunjukkan interaksi lingkungan dan individu. Teori ini menggabungkan beberapa ide dari behaviorisme, dan menekankan gagasan bahwa lingkungan hidup bukan satu-satunya yang mempengaruhi perilaku. Perilaku orang dipengaruhi oleh pola pikir diri mereka sendiri berdasarkan keyakinan, pemikiran, ide dan juga lingkungan, sedangkan pola pikir dipengaruhi  oleh perilaku mereka dan sikap melalui cara lingkungan bekerja sehingga dapat disimpulkan terdapat komunikasi bolak-balik antara tindakan diri internal, serta lingkungan luar.
Diskusi determinisme  sering menggunakan alat bantu visual dalam bentuk segitiga.






Di bagian atas segitiga adalah perilaku, dan dua sudut segitiga digambarkan sebagai faktor pribadi dan lingkungan. Panah bolak-balik antara setiap faktor, menunjukkan bahwa terdapat hubungan simetris antara faktor-faktor tersebut. Gambaran visual mengulang konsep dasar bahwa manusia dibentuk oleh lingkungan mereka dan membentuknya.
Dengan mengacu pada teori diatas, kami menyimpulkan bahwa kepribadian dan pola pikir Soe Hok Gie dipengaruhi oleh lingkungan, hal ini terlihat dari aspirasinya terhadap pemerintah dan kekuasaan secara gambling dipengaruhi oleh sebuah buku tentang kehidupan Saint John dari Bernard yang menceritakan bagaimana Saint John menentang moral jaman itu. Gie menyukai dunia filsafat, dan tidak sedikit pendapat-pendapat filsuf mempengaruhi pola pikirnya.
10
 

Observational learning
                Berdasarkan observational learning yaitu modeling, tingkah laku dan kepribadian manusia cenderung meniru. Kepribadian Gie merupakan modeling dari ayahnya, dimana ayahnya adalah seorang yang tertarik dengan filsafat dan agama. Dengan minat sang ayah terhadap kedua hal tersebut, mempengaruhi juga minat Gie.
Hal tersebut dibuktikan dalam salah satu quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:
“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”
Dari kutipan ini dapat kita lihat bahwa Gie sangat familiar dengan dunia filsafat.
                Pada masa mudanya, Soe Hok Gie adalah seorang yang sama sekali tidak berminat organisasi yang berbau agama apapun dan karena itu dia menjadi anggota Gemsos(Gerakan Manusia Sosial). Hal ini bisa jadi merupakan suatu tradisi yang diwarisi dari pihak ayahnya. Karena ayahnya ikut bergabung dalam kelompok Partai Sosialis Indonesia.
Self System
Self system terdiri dari 3 tahap yaitu self efficacy, self regulation, self evaluation .Tetapi di dalam kehidupan Soe Hok Gie kami hanya dapat menemukan kesesuaian kepribadiannya dengan salah satu tahap dari ketiga tahap tersebut yaitu self efficacy.
                Self efficacy ialah percaya akan kemampuan dirinya sendiri tanpa orang lain.  Hal ini dibuktikan pada saat SMP, dia merasa yang paling pintar pada mata pelajaran ilmu bumi, tetapi ketika ujian ia mendapat nilai rendah dan merasa diperlakukan sewenang-wenang oleh gurunya. Dapat kita lihat dari catatan harian Gie pada tanggal 4 Maret 1957:
“Hari ini adalah hari ketika dendam mulai membatu. Ulangan ilmu bumiku 8 tetapi dikurangi 3 jadi tinggal 5. Aku tak senang akan itu. Aku iri karena dikelas merupakan orang ketiga terpandai dari ulangan tersebut. Aku percaya bahwa setidak-tidaknya aku yang terpandai dalam ilmu bumi dari seluruh kelas.”

BERDASARKAN TEORI B.F SKINNER
Berdasarkan teori B.F Skinner, kami menganalisis kepribadian Soe Hok Gie dengan menggunakan Negative Reinforcement. Negative reinforcement merupakan tipe reinforcement di mana stimulus yang tidak menyenangkan akan dihentikan karena suatu perilaku tertentu. Efeknya ialah meningkatnya perilaku yang dilakukan untuk menghindari stimulus yangtidak menyenangkan tersebut.
Dapat kita lihat pada saat Gie dikucilkan oleh teman-temannya, kemudian akhirnya dia pergi ke gunung dan mendapatkan kedamaian saat menikmati pemandangan alam. Perilaku dikucilkan inilah yang merupakan stimulus yang tidak menyenangkan, sedangkan efek dari stimulus itu ialah Gie menjadi semakin menyukai kegiatan mendaki gunung.
11
 

BAB V
                                                                                                     PENUTUP
Kesimpulan
                Soe Hok Gie adalah seorang aktifis yang sangat terkenal karena kritikannya yang tajam terhadap pemerintahan Soekarno.
Berdasarkan teori Bandura, kami menganalisis kepribadian Soe Hok Gie dengan menggunakan:
1.        Observational Learning (modeling)
Kepribadian dan pola pikir Soe Hok Gie dipengaruhi oleh lingkungan, hal ini terlihat dari aspirasinya terhadap pemerintah dan kekuasaan secara gambling dipengaruhi oleh sebuah buku tentang kehidupan Saint John dari Bernard yang menceritakan bagaimana Saint John menentang moral jaman itu
2.        Resiprocal Determinism
Kepribadian Gie merupakan modeling dari ayahnya, dimana ayahnya adalah seorang yang tertarik dengan filsafat dan agama. Dengan minat sang ayah terhadap kedua hal tersebut, mempengaruhi juga minat Gie.
Hal tersebut dibuktikan dalam salah satu quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:
“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”

3.         Self Sytem
Self efficacy ialah percaya akan kemampuan dirinya sendiri tanpa orang lain.  Hal ini dibuktikan pada saat SMP, dia merasa yang paling pintar pada mata pelajaran ilmu bumi, tetapi ketika ujian ia mendapat nilai rendah dan merasa diperlakukan sewenang-wenang oleh gurunya. Dapat kita lihat dari catatan harian Gie pada tanggal 4 Maret 1957:
“Hari ini adalah hari ketika dendam mulai membatu. Ulangan ilmu bumiku 8 tetapi dikurangi 3 jadi tinggal 5. Aku tak senang akan itu. Aku iri karena dikelas merupakan orang ketiga terpandai dari ulangan tersebut. Aku percaya bahwa setidak-tidaknya aku yang terpandai dalam ilmu bumi dari seluruh kelas.”
Berdasarkan teori B.F Skinner, kami menganalisis kepribadian Soe Hok Gie dengan menggunakan Negative Reinforcement. Negative reinforcement merupakan tipe reinforcement di mana stimulus yang tidak menyenangkan akan dihentikan karena suatu perilaku tertentu
Rekomendasi Ilmiah
Berdasarkan obyek pembicaraan kita yaitu tentang perilaku kritis Soe Hok Gie memang patut kita contoh, namun perilaku tersebut jangan berlebihan sehingga dapat merugikan orang lain atau mungkin diri kita sendiri. Hal ini Dapat kita lihat pada saat Gie dikucilkan oleh teman-temannya, kemudian akhirnya dia pergi ke gunung dan mendapatkan kedamaian saat menikmati pemandangan alam. Perilaku dikucilkan inilah yang merupakan stimulus yang tidak menyenangkan, sedangkan efek dari stimulus itu ialah Gie menjadi semakin menyukai kegiatan mendaki gunung.




12
 


Daftar Pustaka :

o        Dhakidae, Daniel et al ed. 2005. Soe Hok Gie : Catatan Seorang Demonstran. Jakarta : LP3ES
o        Sarwono, Sarlito Wirawan. 1986. Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
o        Feist, Jess & Gregory J. Feist. 2002. Theories of Personality, 5th edition. USA: Mc Graw Hill
Hall, Calvin S. Gardan Lindzey. John B. Campbell. 1998. Theories of Personality, 4th Edition.  USA: John Wiley and Sons























13
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar