Sabtu, 08 April 2017

man jadda wa jadda


Definisi Man Jadda Wajada
OK, bagi yang tahu artinya, man jadda wajada berarti barangsiapa bersungguh-sungguh pasti dapat. Setahu saya, ini bukan hadist, meski menggunakan bahasa Arab. Mungkin sejenis pepatah Arab tetapi mengandung makna yang dalam.

Kata kunci dalam pepatah ini ialah jadda atau bersungguh-sungguh. Jadi, sejauh mana Anda sudah mengaplikasikan pepatah ini ialah sejauh mana Anda bersungguh-sungguh.

Kenapa Harus Bersungguh-sungguh?
Jawabannya: wajada. Supaya Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan. Allah yang menentukan segala sesuatu, tetapi kita diwajibkan ikhtiar dan kesungguhan dalam ikhtiar diperlukan.

Sungguh-sungguh adalah salah satu cara menyempurnakan amal kita secara lahir. Sehingga kita benar-benar maksimal berusaha. Nah, jika masih belum juga tercapai baru itu takdir. Jangan sampai, kita dengan mudahnya menyalahkan takdir, padahal kita belum maksimal dalam ikhtiar.

Jangan mudah ngaku sudah maksimal, padahal belum.

Perintah Melakukan Kesungguhan
Segala sesuatu, jika ingin berhasil harus dilakukan dengan kesungguhan. Jadi, man jadda wajada, meski pun hanya sebuah pepatah, tetapi tidak bertentangan dengan ajaran Islam, sebab kesungguhan memang diperintahkan kepada kita.

Diantara perintah kesungguhan:

Kesungguhan Dalam Meraih Keridhaan
Tentu saja, yang pertama-tama adalah kesungguhan untuk mencari keridhaan Allah. Ini adalah hal yang besar, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Jika kita sungguh-sungguh, maka Allah akan menunjukan jalan-Nya.

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhoan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (QS. Al- Ankabut : 69)


Kesungguhan Mengubah Keadaan Diri
Sesungguhnya Allah tak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Q.S. ar-Ra‘d : 11)

Anda ingin berubah menjadi lebih baik? Maka Anda harus memiliki kesungguhan berusaha mengubah diri sendiri. Jika Anda tidak sungguh-sungguh mengubah diri sendiri, mengapa berharap Allah akan mengubah kondisi Anda?

Kesungguhan Dalam Mencari Nafkah
Rasulullah SAW juga menyuruh kita agar bersungguh-sungguh dalam mencari nafkah. Bahkan selain kita akan mendapatkan rezeki yang berlimpah, juga mendapat bonus yang jauh lebih besar, yaitu sampunan Allah. Luar biasa manfaat dari kesungguhan itu.

RASULULLAH Saw bersabda, “Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa, ada yang tidak dapat dihapus oleh (pahala) shalat, sedekah, atau pun haji. Namun hanya dapat ditebus dengan kesungguhan dalam mencari nafkah penghidupan.” (HR. Tabrani)

“Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah.” (HR. Ahmad)

Mengukur Man Jadda Wajada Pada Diri Anda
Nah, sekarang kita tanya diri kita masing-masing. Sudahkan kita berungguh-sungguh?

Sebagai contoh, Anda ingin membangun bisnis sebagai salah satu cara mencari nafkah. Sudahkah Anda sungguh-sungguh dalam membangun bisnis? Sudahkahkan man jadda wajada Anda terapkan dalam membangun usaha Anda?

Silahkan Anda periksa pertanyaan berikut dan jawablah dalam hati Anda. Silahkan Anda ukur diri Anda tanpa dalih tanpa alasan (jika bersungguh-sungguh ingin maju).

Sudahkah Anda bersungguh-sungguh melihat peluang. Coba lihat catatan Anda, sudah seberapa banyak potensi peluang yang Anda catat?
Seberapa dalam Anda meneliti sebuah ide bisnis?
Seberapa banyak ide-ide mengoperasikan bisnis yang sudah Anda coba?
Seberapa banyak ide-ide pemasaran yang sudah Anda lakukan?
Sudah berapa kali Anda gagal dan bangkit lagi mencoba?
Seberapa keras Anda mencari solusi masalah Anda?
Berapa banyak kontak yang sudah Anda kumpulkan untuk mendukung bisnis Anda?
dan sebagainya.

Man Jadda Wajada Belum Membumi Jika Masih Berdalih
“Tapi saya…”. Yah… jika Anda masih suka mengatakan “tapi” sebagai dalih tidak berusaha, artinya Anda belum bersungguh-sungguh. Mungkin dalih Anda benar, tetapi tetap saja Anda tidak meraih apa yang Anda inginkan.

Jika Anda memang bersungguh-sungguh, akan selalu ada jalan untuk mencapai apa yang Anda inginkan. Akan selalu ada jalan untuk menyelesaikan masalah Anda. Potensi pikiran, hati, dan tubuh Anda sudah cukup untuk mengatasi masalah Anda. Sebesar apa pun masalah Anda. Begitu juga potensi Anda cukup untuk meraih pencapaian tertinggi yang bisa dicapai manusia. Semua orang memiliki potensi yang sama, yang berbeda ialah sejauh mana kita menggunakan potensi tersebut. Sejauh mana kita membumikan man jadda wajada dalam hidup Anda.

Cara Membumikan Man Jadda Wajada
Langkah selanjutnya ialah kita harus membumikan Man Jadda Wajada, bukan hanya pepatah penghias dinding, tetapi harus menjadi bagian dari kehidupan kita.

Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan mengalahkan rasa malas yang menghambat Anda untuk bertindak.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan mencari cara mengatasi rintangan dan halangan yang ada di depan Anda.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan berusaha melengkapi apa yang menjadi kekurangan Anda untuk meraih tujuan besar Anda.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan belajar jika Anda belum bisa melakukan sesuatu yang diperlukan untuk meraih sukses.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak akan mudah berhenti, terus berpikir kreatif, mencoba dan mencoba sampai Anda menemukan jalan yang tepat.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak akan kalah dengan alasan, justru akan berusaha mengatasi alasan tersebut.
Kunci Kesungguhan
Kunci kesungguhan adalah ikhlas dan shabar.
Definisi Man Jadda Wajada
OK, bagi yang tahu artinya, man jadda wajada berarti barangsiapa bersungguh-sungguh pasti dapat. Setahu saya, ini bukan hadist, meski menggunakan bahasa Arab. Mungkin sejenis pepatah Arab tetapi mengandung makna yang dalam.

Kata kunci dalam pepatah ini ialah jadda atau bersungguh-sungguh. Jadi, sejauh mana Anda sudah mengaplikasikan pepatah ini ialah sejauh mana Anda bersungguh-sungguh.

Kenapa Harus Bersungguh-sungguh?
Jawabannya: wajada. Supaya Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan. Allah yang menentukan segala sesuatu, tetapi kita diwajibkan ikhtiar dan kesungguhan dalam ikhtiar diperlukan.

Sungguh-sungguh adalah salah satu cara menyempurnakan amal kita secara lahir. Sehingga kita benar-benar maksimal berusaha. Nah, jika masih belum juga tercapai baru itu takdir. Jangan sampai, kita dengan mudahnya menyalahkan takdir, padahal kita belum maksimal dalam ikhtiar.

Jangan mudah ngaku sudah maksimal, padahal belum.

Perintah Melakukan Kesungguhan
Segala sesuatu, jika ingin berhasil harus dilakukan dengan kesungguhan. Jadi, man jadda wajada, meski pun hanya sebuah pepatah, tetapi tidak bertentangan dengan ajaran Islam, sebab kesungguhan memang diperintahkan kepada kita.

Diantara perintah kesungguhan:

Kesungguhan Dalam Meraih Keridhaan
Tentu saja, yang pertama-tama adalah kesungguhan untuk mencari keridhaan Allah. Ini adalah hal yang besar, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Jika kita sungguh-sungguh, maka Allah akan menunjukan jalan-Nya.

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhoan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (QS. Al- Ankabut : 69)

Kesungguhan Mengubah Keadaan Diri
Sesungguhnya Allah tak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Q.S. ar-Ra‘d : 11)

Anda ingin berubah menjadi lebih baik? Maka Anda harus memiliki kesungguhan berusaha mengubah diri sendiri. Jika Anda tidak sungguh-sungguh mengubah diri sendiri, mengapa berharap Allah akan mengubah kondisi Anda?

Kesungguhan Dalam Mencari Nafkah
Rasulullah SAW juga menyuruh kita agar bersungguh-sungguh dalam mencari nafkah. Bahkan selain kita akan mendapatkan rezeki yang berlimpah, juga mendapat bonus yang jauh lebih besar, yaitu sampunan Allah. Luar biasa manfaat dari kesungguhan itu.

RASULULLAH Saw bersabda, “Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa, ada yang tidak dapat dihapus oleh (pahala) shalat, sedekah, atau pun haji. Namun hanya dapat ditebus dengan kesungguhan dalam mencari nafkah penghidupan.” (HR. Tabrani)

“Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah.” (HR. Ahmad)

Mengukur Man Jadda Wajada Pada Diri Anda
Nah, sekarang kita tanya diri kita masing-masing. Sudahkan kita berungguh-sungguh?

Sebagai contoh, Anda ingin membangun bisnis sebagai salah satu cara mencari nafkah. Sudahkah Anda sungguh-sungguh dalam membangun bisnis? Sudahkahkan man jadda wajada Anda terapkan dalam membangun usaha Anda?

Silahkan Anda periksa pertanyaan berikut dan jawablah dalam hati Anda. Silahkan Anda ukur diri Anda tanpa dalih tanpa alasan (jika bersungguh-sungguh ingin maju).

Sudahkah Anda bersungguh-sungguh melihat peluang. Coba lihat catatan Anda, sudah seberapa banyak potensi peluang yang Anda catat?
Seberapa dalam Anda meneliti sebuah ide bisnis?
Seberapa banyak ide-ide mengoperasikan bisnis yang sudah Anda coba?
Seberapa banyak ide-ide pemasaran yang sudah Anda lakukan?
Sudah berapa kali Anda gagal dan bangkit lagi mencoba?
Seberapa keras Anda mencari solusi masalah Anda?
Berapa banyak kontak yang sudah Anda kumpulkan untuk mendukung bisnis Anda?
dan sebagainya.

Man Jadda Wajada Belum Membumi Jika Masih Berdalih
“Tapi saya…”. Yah… jika Anda masih suka mengatakan “tapi” sebagai dalih tidak berusaha, artinya Anda belum bersungguh-sungguh. Mungkin dalih Anda benar, tetapi tetap saja Anda tidak meraih apa yang Anda inginkan.

Jika Anda memang bersungguh-sungguh, akan selalu ada jalan untuk mencapai apa yang Anda inginkan. Akan selalu ada jalan untuk menyelesaikan masalah Anda. Potensi pikiran, hati, dan tubuh Anda sudah cukup untuk mengatasi masalah Anda. Sebesar apa pun masalah Anda. Begitu juga potensi Anda cukup untuk meraih pencapaian tertinggi yang bisa dicapai manusia. Semua orang memiliki potensi yang sama, yang berbeda ialah sejauh mana kita menggunakan potensi tersebut. Sejauh mana kita membumikan man jadda wajada dalam hidup Anda.

Cara Membumikan Man Jadda Wajada
Langkah selanjutnya ialah kita harus membumikan Man Jadda Wajada, bukan hanya pepatah penghias dinding, tetapi harus menjadi bagian dari kehidupan kita.

Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan mengalahkan rasa malas yang menghambat Anda untuk bertindak.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan mencari cara mengatasi rintangan dan halangan yang ada di depan Anda.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan berusaha melengkapi apa yang menjadi kekurangan Anda untuk meraih tujuan besar Anda.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda akan belajar jika Anda belum bisa melakukan sesuatu yang diperlukan untuk meraih sukses.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak akan mudah berhenti, terus berpikir kreatif, mencoba dan mencoba sampai Anda menemukan jalan yang tepat.
Jika Anda bersungguh-sungguh, maka Anda tidak akan kalah dengan alasan, justru akan berusaha mengatasi alasan tersebut.
Kunci Kesungguhan
Kunci kesungguhan adalah ikhlas dan shabar.

Menurut Syaikh Mu’min Fathi al-Haddad, dalam Kaifa Takhsya’u fi Shalatika wa tadfa’u min Wasawisika, menyatakan bahwa, keikhlasan tidMenurut Syaikh Mu’min Fathi al-Haddad, dalam Kaifa Takhsya’u fi Shalatika wa tadfa’u min Wasawisika, menyatakan bahwa, keikhlasan tidak akan sempurna tanpa adanya kesungguhan, dan tiada kesungguhan tanpa adanya keikhlasan. Sedangkan kesungguhan dan keikhlasan tidak akan dapat sempurna kecuali dengan kesabaran.

Sumber: http://www.dakwatuna.com

Indramayu bakal seperti Jabodetabek??


INDRAMAYU – Indramayu dinilai layak memiliki kawasan industri, sebagai alternatif setelah kawasan industri Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dan Karawang.

Hal tersebut terungkap dalam pertemuan kedua antara para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dengan Bupati Indramayu Hj Anna Shopanah, di pendopo kabupaten, Kamis (6/4).

Ketua Apindo Jawa Barat, Dedy Widjaja didampingi Ketua Apindo Indramayu Jackson Tanjung mengatakan, kedatangan mereka yang kedua ini merupakan tindak lanjut pertemuan pertama.

Dedy menjelaskan, saat ini kawasan industri yang ada di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dan juga Karawang sudah sangat penuh dan terlalu ramai sehingga mengurangi tingkat produktivitas dan efisensi para pengusaha.

Sehingga harus dibuatkan kawasan industri yang baru, sebagai alternatif dari yang sudah ada.

“Kabupaten Indramayu sangat tepat untuk dijadikan kawasan industri karena memiliki wilayah pantai dan akses transportasi lengkap baik darat maupun laut, serta sumber daya alam yang memadai. Selain itu juga adanya kemudahan dalam masalah izin usaha,” ujar Dedy.

Dedy juga menilai komitmen pimpinan di Kabupaten Indramayu sangat tinggi untuk mengembangkan daerahnya agar menjadi lebih maju.

Untuk itulah, katanya, Apindo ingin mengajukan agar kawasan industri dikembangkan di Indramayu dan mudah-mudahan terwujud dalam waktu dekat. Apabila ini terwujud, Kabupaten Indramayu menjadi kabupaten pertama yang memiliki kawasan industri di wilayah Cirebon.

Menurut Dedy, ada perbedaan yang mendasar antara kawasan industri dengan industri. Bila kawasan industri, tuturnya, seluruh industri akan berkumpul dalam satu zona tertentu, jauh dari masyarakat, tidak berhimpitan dengan rumah penduduk, dan limbah industri dapat dikendalikan.

Sementara bila industri, tidak berada dalam satu kawasan tertentu, melainkan terpencar sesuai dengan keinginan pengusaha. Sehingga bisa saja industri berdiri di tengah-tengah masyarakat.

Dedy optimis, dalam waktu dekat kawasan industri akan segara terwujud di Indramayu.

Sementara itu, Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah mengatakan, Kabupaten Indramayu sangat terbuka bagi para investor untuk mengembangkan usahanya di Indramayu.

Saat ini, kata Anna, proses perizinan sudah sangat mudah dengan adanya pelayanan terpadu satu pintu. Selain itu, area kawasan industri tengah disiapkan untuk menyambut para investor menjalankan usahanya di Indramayu.

“Jika persyaratan perizinannya sudah komplit, maka izin bisa dikeluarkan hanya 2 jam. Laporkan kepada kami jika ternyata di bawah ada pengeluaran biaya yang tidak sesuai peruntukannya.  Dan yang terpenting juga tidak melalui mediator sehingga akan semakin panjang perizinannya,” tegas bupati. (oet) radar Cirebon